Padatanggal 17 Maret 1824, di London, Antara Kerajaan Britania Raya dan Kerajaan Belanda menandatangani Perjanjian Britania-Belanda 1824, yang juga dikenal dengan Perjanjian London atau Traktat London (Treaty of London). Perjanjian ini ditujukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan Perjanjian Britania-Belanda 1814 .
Kekuasaanlebih dari 175 wilayah kerajaan, beberapa yang terbesar dan paling penting, dilaksanakan (atas nama Kerajaan Britania) oleh pemerintah pusat India Britania di bawah Raja Muda; sisa sekitar 500 negara bagian adalah tanggungan pemerintah provinsi Britania di India di bawah Gubernur, Wakil Gubernur, atau Komisaris Utama (seperti yang
nbIlkTT. Bendera Britania Raya Kekaisaran Britania terdiri atas wilayah-wilayah dominion, koloni, protektorat, mandat dan wilayah lain yang pernah diperintah atau dikuasai oleh Kerajaan Britania Raya dan negara-negara penerusnya. Britania dimulai dengan wilayah kekuasaan dan pos perdagangan di seberang lautan yang didirikan oleh Inggris antara akhir abad ke-16 dan awal abad ke-18. Pada puncak kekuasaannya, Britania merupakan kekaisaran terbesar dalam sejarah dan selama lebih dari seabad merupakan kekuatan global paling unggul. Pada tahun 1913, Britania dihuni 412 juta jiwa, 23 persen dari seluruh populasi dunia pada masa tersebut, dan pada tahun 1920, Britania meliputi 35,5 juta km2, 24 persen dari total daratan di Bumi. Akibatnya pengaruh Britania tersebar luas, termasuk dalam bidang hukum, bahasa dan budaya. Pada puncak kekuasaannya, Britania dijuluki sebagai "kekaisaran tempat surya tak pernah terbenam" karena matahari selalu bersinar paling tidak pada salah satu dari begitu banyak wilayah kekuasaannya. Semua wilayah yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Britania Selama Zaman Penjelajahan pada abad ke-15 dan 16, Portugal dan Spanyol memelopori penjelajahan maritim Eropa ke berbagai belahan dunia sekaligus mendirikan wilayah koloni seberang lautan yang besar. Iri melihat kekayaan yang dihasilkan segala kekaisaran tersebut, Inggris, Prancis dan Belanda mulai mendirikan koloni dan jaringan perdagangan mereka sendiri di benua Amerika dan Asia. Serangkaian perang pada abad ke-17 dan 18 melawan Prancis dan Belanda membuat Inggris kemudian menjadi Britania Raya setelah penyatuan Skotlandia pada tahun 1707 menjadi kekuatan kolonial dominan di Amerika Utara. Britania menjadi kekuatan dominan di India setelah penaklukan oleh East India Company atas Benggala Mughal melalui Pertempuran Plassey pada 1757. Kemenangan Britania dalam Pertempuran Plassey Perang Kemerdekaan Amerika menyebabkan Britania kehilangan sebagian koloninya yang paling tua dan banyak penduduknya di Amerika Utara pada 1783. Britania kemudian mengalihkan perhatian pada Asia, Afrika dan Pasifik. Setelah kekalahan Prancis dalam Perang Napoleon 1803-1815, Britania bangkit sebagai kekuatan kekaisaran dan kelautan utama pada abad ke-19 dan memperluas wilayah kekuasaannya. Periode damai 1815–1914 ketika Britania menjadi negara adikuasa kemudian disebut sebagai Pax Britannica "Perdamaian Britania". Selain kendali formal Britania atas koloni-koloninya, dominasi Britaniia atas perdagangan dunia menjadikannya secara efektif menguasai perekonomian banyak wilayah lainnya, misalnya Asia dan Amerika Latin. Tingkat otonomi yang lebih besar diberikan Britania kepada koloni-koloni pemukim kulit putih, beberapa di antaranya dijadikan sebagai Dominion. Selama Perang Dunia II, Angkatan Darat Kedelapan terdiri atas tentara dari banyak negara dalam Kekaisaran dan Persemakmuran Britania. Mereka bertempur di Afrika Utara dan Italia Pada awal abad ke-20, Jerman dan Amerika Serikat mulai menyaingi keunggulan ekonomi Britania. Ketegangan militer dan ekonomi antara Britania dan Jerman merupakan penyebab besar Perang Dunia I, ketika Britania sangat bergantung pada kekaisarannya. Konflik tersebut memberi tekanan yang amat sangat berat pada militer, keuangan dan tenaga kerja Britania. Walaupun mencapai wilayah kekuasaan terluasnya tidak lama setelah Perang Dunia I, Britania tidak lagi menjadi pemimpin perindustrian dan militer dunia. Pada Perang Dunia II, koloni-koloni Britania di Asia Timur dan Asia Tenggara diduduki oleh Kekaisaran Jepang. Meskipun Britania dan Sekutu berhasil memenangkan Perang Dunia II, rusaknya reputasi Britania mempercepat kemunduran Kekaisaran. India, yang merupakan jajahan paling berharga dan berpenduduk paling banyak, memperoleh kemerdekaan pada 1947 sebagai bagian dari gerakan dekolonisasi besar, di mana Britania memberikan kemerdekaan pada sebagian besar wilayah jajahannya. Krisis Suez pada 1956 memastikan kemunduran Britania sebagai kekuatan global, dan penyerahan Hong Kong kepada Cina pada 1 Juli 1997 bagi banyak menandai berakhirnya Kekaisaran Britania. Empat belas wilayah seberang laut tetap berada di bawah kekuasaan Britania. Setelah kemerdekaan, banyak bekas jajahan Britania, bersama dengan sebagian besar dominion, bergabung dengan Negara-Negara Persemakmuran, yaitu suatu persatuan sukarela berisi negara-negara merdeka. Lima belas di antaranya, termasuk Kerajaan Inggris, mengakui raja yang sama, saat ini adalah Raja Charles III. l • b • s Sejarah KekaisaranKekaisaran Kuno Mesopotamia Akkad Assyria Babilonia Iran Media Akhemenia Parthia Kushan Sasan Afrika Mesir Kush Aksum Anatolia Het Pontos Transkaukasus Armenia India Maurya Gupta Kadamba Makedonia Ptolemaik Seleukia Tiongkok Qin Han Jin Romawi Barat Timur Korea BalhaeKekaisaran Abad Pertengahan Arab Abbasiyah Mesir Ayyubiyah Maghreb Aghlabiyah Murabitun Muwahidun Eropa Angevin Iran Aq Qoyunlu Baduspaniyah Bavandiyah India Ahom Aulikara Benggala Mesoamerika Aztek Kekaisaran Modern Awal Nusantara Brunei Aceh Banten Banjar Iran Afsyariyah Safawiyah Sub-Sahara Akwamu Asyanti Bamana Benin Eropa Britania Austria Austria-Hongaria Iberia-Amerika Brazil
- Traktat London atau Perjanjian London adalah perjanjian antara Inggris dan Belanda yang ditandatangani pada 17 Maret 1824. Perjanjian ini dibuat sebagai dampak dari perubahan yang terjadi di Eropa. Kekalahan Napoleon dalam Perang Eropa di Leipzig pada April 1814 memengaruhi politik di tanah jajahan, termasuk yang kala itu sedang dikuasai Inggris, akhirnya harus dikembalikan kepada Belanda. Akhirnya, Indonesia kembali diserahkan kepada Belanda pada 19 Agustus belakang Traktat London Setelah Jawa diserahkan kepada Belanda, Raffles pergi ke Sumatera dan menjadi Gubernur Bengkulu sampai tahun 1818. Rafles berani melakukan hal ini karena wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak diikutsertakan dalam Konvensi London yang diberlakukan pada 1814. Konvensi itu menyebutkan bahwa Inggris harus mengembalikan sebagian wilayah Indonesia kepada Belanda, sementara Afrika Selatan, Sri Lanka, dan India tetap dikuasai Inggris. Saat ditemui utusan Belanda, Raffles justru menunjukkan bukti kesetiaan para penguasa Sumatera kepadanya. Raffles kemudian menunjukkan kekuasaannya dengan menaikkan bendera Inggris di Bengkulu dan Lampung.
- Kerajaan Inggris telah berdiri sejak abad ke-9, adalah kerajaan tertua di Eropa. Dilansir Britannica, kekuasaan kerajaan ini tergabung dalam Inggris Raya, yang meliputi Inggirs, Wales, Skotlandia, dan utara Inggris menjadi kerajaan yang paling dikenal di dunia. Meski wilayahnya terbilang kecil, Inggris tergolong jadi salah satu negara terkuat di dunia. Baca juga Militer Inggris Buru-buru Selamatkan Jet Tempur F-35 yang Jatuh ke Laut Sebelum Diambil Rusia Wilayah Inggris Raya Awal mula Kerajaan Inggris bisa dilacak hingga ke era Anglo-Saxon. Raja Athelstan yang berkuasa di abad ke-10, menguasai Celtic, negara tetangga yang biasa berbagi kekuasaan dengan Anglo-Saxon. Selama beberapa abad kemudian, Inggris mendominasi kerajaan-kerajaan di bergabung di bawah Inggris pada 1536, lalu Skotlandia pada 1603. Di bawah Kerajaan Inggris, pada 1707, terbentuklah Inggris Raya. Irlandia yang dikuasai Inggris pada abad ke-17, secara resmi bergabung pada abad ke-19. Irlandia akhirnya memrdekakan diri dari Inggris pada 1922. Namun, enam provinsi di Irlandia masih bergabung dengan Inggris Raya sebagai Irlandia Utara. Baca juga Varian Delta Plus di Inggris Cenderung Tidak Bergejala, Studi Jelaskan Sengkarut Kekuasaan Inggris Hubungan Inggris dan negara-negara di bawahnya kerap bermasalah, bahkan diwarnai pemberontakan dan peperangan.